Berita
BETULKAN MUDIK BERTUJUAN UNTUK PAMER?

Dari perspektif ekonomi, ujarnya, tidak ada orang yang berpakaian
compang-camping atau jalan kaki ketika bermudik. Alasannya, mudik merupakan
waktu untuk bersilaturahim, sekaligus menunjukkan keberhasilan hidup yang lebih
baik dan lebih kaya. "Konsekuensinya seperti harus beli mobil, itu aset
yang paling mudah diajak bergerak untuk ditunjukkan ke orang lain," kata
dia.
Kecenderungan itu yang semakin besar dari tahun ke tahun, membuat sektor
transportasi umum jadi korban. Penyediaan transportasi publik oleh pemerintah
hanya digunakan kalangan menengah ke bawah. "Menengah ke atas tidak
mungkin pakai itu, dia pasti bawa kendaraan pribadi," ujar Ferry.
Ia memperkirakan jumlah pemudik Lebaran tahun ini meningkat dibanding tahun
lalu. Fenomena itu dalam jangka pendek menunjukkan angka kemiskinan yang
terkesan mengecil. "Pengemis ketika Lebaran bisa bawa pulang jutaan
rupiah. Di proses mudik itu orang tidak menjual kemiskinan tapi
kemakmuran," kata dia.
Transmisi mudik yang menunjukkan kekayaan masyarakat lebih besar, berdampak
pada konsumsi berlebihan untuk berbagai barang dan jasa. "Secara ekonomi
ini ada baiknya, transfer aktivitas ekonomi dari kota ke daerah. Sekitar satu
bulan itu desa bisa mengalami booming ekonomi," ujar Ferry. Aktivitas
ekonomi itu misalnya tumbuh dari mulai jalan tol, area rehat, dan sepanjang
jalan jalur mudik lainnya. "Kalau orang kurang uang gampang ke ATM dan
terus begitu, tidak dipikirkan bagaimana sisanya nanti," ujar Ferry.
Pemerintah lewat Bank Indonesia, menambah peredaran uang hingga Rp 160 triliun
yang dialirkan ke perbankan untuk mengisi ATM serta membayar tunjangan hari
raya bagi pegawai negeri serta swasta. Di fase Ramadan dan Lebaran, pemerintah
juga sibuk menyediakan suplai barang dan jasa, infrastruktur, komoditas, jasa
pelayanan.
Kenyataannya memang berbagai permintaan terkait mudik meningkat, seperti
transportasi dan transaksi bank. Pertumbuhan ekonomi bisa menjadi lebih besar
selama dua bulan. "Konsekuensinya inflasi. Tapi pemudik nggak peduli,
berapa saja harganya siap dibeli," ujar Ferry.
Selain itu, ada transfer penghasilan dari pemudik ke desa, dan aliran zakat
yang bisa signifikan jumlahnya. Karena itu menurutnya, mudik harus dilestarikan
dengan manajemen yang lebih baik. "Karena aspek keuntungan sosialnya lebih
besar daripada biaya sosial seperti inflasi," katanya.(Sumber: https://ramadan.tempo.co/read/news/2016/07/01/153784594/ada-kesan-pamer-tapi-kenapa-mudik-bermanfaat-secara-sosial)
No comments
Post a Comment