Berita
PRINSIP DAN MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
A.
Pengertian Pembelajaran,
Model pembelajaran dan Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
1.
Pembelajaran adalah proses interaksi
antarpeserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan
belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun
sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian.
2.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara
sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem
sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan
menurut Arends dalam Trianto, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas.
3.
Prinsi-prinsip pembelajaran meliputi: (1) peserta
didik difasilitasi untuk mencari tahu, (2) peserta didik belajar dari berbagai
sumber belajar, (3) proses pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah, (4)
pembelajaran berbasis kompetensi,
(5) pembelajaran terpadu, (6) pembelajaran yang menekankan pada jawaban
divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi, (7) pembelajaran berbasis
keterampilan aplikatif, (8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan
keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills, (9)pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat, (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberiketeladanan (ingngarso sung tulodo), membangun kemauan
(ingmadyomangunkarso), dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses
pembelajaran (tut wurihandayani), (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah,
di sekolah, dan di masyarakat, (12) pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, (13) pengakuan atas perbedaan individual dan
latar belakang budaya peserta didik, dan (14) suasana belajar menyenangkan dan
menantang.
4.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas.
5.
Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai
strategi bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik
mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan
cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih,
bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells).
6.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
a.
Rasional
teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Model
pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta
atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan
sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.
b.
Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang
akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik
serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
c.
Tingkah
laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang diperlukan
sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil dalam
pelaksanaannya.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan
belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi
salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran. (Trianto, 2010).
7.
Memilih
atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat
dari materi yang akan diajarkan, dantingkat kemampuan peserta didik. Di samping
itu, setiap model pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat
dilakukan siswa dengan bimbingan guru.
8.
Pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik sebagaimana yang diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya
dipadukan secara sinkron dengan langkah/tahapan
kerja (syntax) model pembelajaran.
B.
Model pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Kurikulum
2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama (Permendikbud No. 103
Tahun 2014) yang diharapkan dapat
membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning),
model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model
Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry
Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model
pembelajaran Production Based Education (PBE)
sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Tidak
semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran.
Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran
tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal
jika menggunakan model pembelajaran tertentu.Oleh karenanya guru harus
menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran
penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning)
atau pada pembelajaran hasil karya (Problem
Based Learning dan Project Based Learning).
Rambu-rambu
penentuan model penyingkapan/penemuan:
1.
Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian
atau penemuan;
2.
Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada
pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai
metakognitif;
3.
Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan
menalar
Rambu-rambu
penemuan model hasil karya (Problem Based
Learning dan Project Based Learning):
1.
Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil
karya berbentuk jasa atau produk;
2.
Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan
metakognitif;
3.
Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan
mencipta, dan
4.
Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan
persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
Masing-masing
model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Model pembelajaran
penyingkapan (Discovery Learning)adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan
(Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip.
Discovery dilakukan melalui
observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi.
Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu
sendiri adalah the mental process of assimilatingconcepts and principles in
the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
a.
Sintak model Discovery
Learning
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem
Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Verification), dan
5)
Menarik
simpulan/generalisasi (Generalization).
b.
Sintak model Inquiry
Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice&Wells, 2003).
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri temuannya.
Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5) Analisis proses inkuiri.
Merupakan pembelajaran yang menggunakans
berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok
serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan
OnnSeng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan
dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian
konsep High Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar,
mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).
a.
Sintak model Problem
Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3)
terdiri atas:
1)
Mengidentifikasi
masalah;
2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi
informasi-informasi yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif,
tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5)
Melihat ulang dan
mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
b.
Sintak model Problem
Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen,
2011:93) terdiri atas:
1) Merumuskan uraian masalah;
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.
Model pembelajaran
PJBL merupakan pembelajaran dengan
menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi,
pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan
kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah
(Barel, 2000 and Baron 2011).
Tujuan Project Based
Learning adalah meningkatkan motivasi
belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik
level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole
& Wasburn Moses, 2010).
Sintak/tahapan model
pembelajaran Project Based Learning,
meliputi:
a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start
with the Essential Question);
b. Mendesain perencanaan proyek;
c. Menyusun jadwal (Create a Schedule);
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project);
e. Menguji hasil (Assess the Outcome),
dan
f.
Mengevaluasi
pengalaman (Evaluate the Experience).
4.
Di samping tiga model pembelajaran di atas, di SMK dapat digunakan
model Production Based Training (PBT)
untuk mendukung pengembangan Teaching Factory
pada mata pelajaran pengembangan produk kreatif. Model Pembelajaran Production Based Trainingmerupakan
proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta
didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti
aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan
dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah
pelayanan pasca produksi.Tujuan penggunaan model pembelajaranPBT adalah untuk menyiapkan
peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknisserta kemampuan kerjasama
sesuai tuntutan organisasi kerja.
Sintaks/tahapan model pembelajaran Production
Based Trainningmeliputi:
a.
Merencanakan produk;
b.
Melaksanakan proses produksi;
c.
Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
d.
Mengembangkan rencana pemasaran.
(G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).
Proses
pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut.
1.
Mengamati, yaitu kegiatan siswa
mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau,
pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa
alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan,
mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca
berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain.
Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
2.
Menanya, yaitu kegiatan siswa
mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu
proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara
individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat
mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada
diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan.
Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan
motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat
berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatanmenanya
adalah siswa dapat merumuskan masalah
dan merumuskan hipotesis.
3.
Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa
mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan.
Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku,
mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen),
wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan
mengumpulkan data adalah siswa dapat
menguji hipotesis.
4.
Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa
mengolah data dalam bentuk
serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu.
Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan
menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data
sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat
tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa
menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data
yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan
atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema
kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan
menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat
menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
5.
Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan
menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan
mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara
lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana
dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatanmengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian
hipotesis.
Sumber:
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2016, Kemdikbud
No comments
Post a Comment